Tempat Penelitian ini Punya Desain Bangunan yang Kece!


Gedung penelitian yakni tempat dengan nuansa edukatif. Padahal demikian, bukan berarti gedung penelitian tidak bisa tampil kece. Simak 4 gedung penelitian yang punya desain kece berikut ini:

1. Gedung Pusat Penelitian Semen
Gedung Pusat Penelitian Semen (PPS) berada di dalam komplek Pabrik Gresik, Semen Indonesia. Dibangun pada tahun 1965 dengan menerapkan teknik struktur beton lengkung. Gedung ini dirancang oleh arsitek muda bernama Ir Harjono Sigit Bahrul Salam, eks rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya periode 1982-1986. Penerapan teknik struktur beton lengkung menjadi fenomenal pada waktu itu, sebab tidak banyak yang menguasai teknik struktur beton lengkung. Selain berfungsi menyebarkan bobot dan memperkokoh bangunan, struktur beton lengkung juga tampak lebih menarik.
2. Observatorium Bosscha
Sampai saat ini, Observatorium Bosscha yakni satu-satunya observatorium besar di Indonesia. Bosscha kerap kali diterapkan untuk melaksanakan pengamatan astronomi, melaksanakan analisis data astrofisika, belajar instrumentasi hingga sejarah. Observatorium Bosscha (dulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun semenjak tahun 1923 hingga dengan tahun 1928.
3. Taman Mini Indonesia Indah
Taman ini yakni ikhtisar kebudayaan bangsa Indonesia, yang meliputi bermacam aspek kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang ditampilkan dalam anjungan tempat berarsitektur tradisional, serta memperlihatkan aneka busana, tarian dan budaya tempat. Gagasan pembangunan TMII ini dicetuskan oleh Ibu Tien Soeharto. TMII mulai dibangun tahun 1972 dan disahkan pada tanggal 20 April 1975.
4. Kebun Raya Bogor
Pada awalnya kebun ini cuma akan diterapkan sebagai kebun tes bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia Belanda. Tetapi pada perkembangannya pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan sebagai wadah bagi ilmuwan secara khusus bidang botani di Indonesia secara terorganisasi pada zaman itu (1880 - 1905).


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+